×
Informasi Pasar Uni Emirat Arab | Indonesia SME Hub

Informasi Pasar Uni Emirat Arab

Secara ekonomi, UEA merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Timur Tengah.

December 7th, 2023

A. Perekonomian UEA

Secara ekonomi, UEA merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Timur Tengah. Berdasarkan data 19 Negara Timur Tengah menurut Bank Dunia (2022), UEA merupakan negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Bruto (GDP) terbesar ke 4 setelah Arab Saudi, Israel, dan Mesir pada level USD 358.868.765.170. Secara umum, GDP per kapita UEA mengalami penurunan dari USD 57.875 pada tahun 1999 menjadi USD 37.497 pada tahun 2020.

B. Potensi Pasar UEA

Pada tahun 2020 emas merupakan komoditas impor terbesar UEA sebesar 17,9% dari total impor, diikuti peralatan penyiaran (Broadcasting) sebesar 9,51%, minyak olahan sebesar 4,27%, permata sebesar 3,78%, dan mobil sebesar 3,1%. Barang dan jasa impor mayoritas berasal dari 1) RRC (19,1% dari total impor), 2) India (8,43% dari total impor), 3) USA (6,52% dari total impor), 4) Arab Saudi (4,3% dari total impor), dan 5) Jerman (3,65% dari total impor). Dari Asia Tenggara, Vietnam, Thailand, dan Singapura adalah 3 negara eksportir terbesar ke UEA. Beberapa barang dan jasa serta komoditas yang masih dapat dioptimalkan untuk ekspor ke UEA antara lain adalah: 1) Alat elektronik perangkat telepon yang masih memiliki potensi ekspor senilai USD 9,2 miliar, 2) Mesin untuk pemrosesan data yang masih memiliki potensi ekspor senilai USD 4,1 miliar; 3) Katoda tembaga yang masih memiliki potensi ekspor senilai USD 1,4 miliar; 4) Motor yang masih memiliki potensi ekspor senilai USD 6,2 miliar; dan 5) Perhiasan atau logam mulia yang masih memiliki potensi ekspor senilai USD 6,1 miliar.

C. Karakteristik pasar UEA

Berdasarkan laporan Doing Business (DB) yang disusun oleh Bank Dunia dan bertujuan untuk mengukur obyektif regulasi bisnis, pada tahun 2020 UEA diklasifikasikan sebagai negara dengan skor DB sebesar 80,9 dan menempati peringkat 16 dari 190 Negara. UEA memiliki keunggulan dalam skor akses listrik bagi bisnis (100), skor kemudahan memulai bisnis (94,8), skor pencatatan properti (90,1), dan skor proses izin pembangunan (89,8). Adapun skor terendah adalah skor dalam proses mendapatkan kredit (70) dan perdagangan antar negara (74,1). Meskipun perdagangan dengan UEA tergolong lebih mahal dibanding negara Timur Tengah lainnya, hadirnya Indonesia-UEA CEPA diharapkan menjadi salah satu terobosan perdagangan yang mampu memangkas biaya impor UEA dari luar negeri dan meningkatkan ekspor Indonesia ke UEA, khususnya ekspor dari UMKM Indonesia.

Salah satu ciri khas UEA adalah adanya beberapa kawasan free zone atau free trade zone dimana terdapat kemudahan perdagangan dengan biaya ekspor dan impor yang rendah. Free zone UEA pertama kali dibuka pada tahun 1985 yaitu Jebel Ali free zone dan saat ini terdapat 35 free zone di seluruh UEA yang secara lokasi berada dekat dengan hub transportasi sehingga mengurangi waktu pengiriman barang (Pemerintah UEA ,2022). Setiap free trade zone memberikan benefit unik, beberapa contoh sebagai berikut:

a. Jebel Ali Free Zone (JAFZ)

Perusahaan diperbolehkan untuk memiliki akun bank di UEA, menjadi pemegang saham pada free zone, menjadi perushaan holding, serta menghubungi konsultan hukum, pengacara, akuntan, dan auditor.

b. Dubai Airport Free Zone

Salah satu fitur penting pada free zone ini adalah adanya Smart Desk yang dapat mengakomodasi kebutuhan UMKM dan start-up dalam memulai usaha. Biaya yang dibebankan atas pelayanan ini lebih rendah dibandingkan untuk usaha besar dan mendorong biaya operasi yang lebih rendah. Paket tahunan sebesar AED 50.000 termasuk ruangan kerja yang full furnished, lisensi perdagangan dan jasa, visa untuk satu pekerja dan gratis WiFi. Sewa untuk ruang kerja berlaku untuk 2 tahun dan dapat diperbaharui setiap tahun. Setelah 2 tahun klien harus meningkatkan kontrak menjadi paket normal.

c. International Free Zone Authority (IFZA)

Beberapa fitur IFZA antara lain adalah 100% kepemilikan asing dimungkinkan pada IFZA, Pemilik bisnis tidak diperlukan untuk hadir saat proses pembuatan Perusahaan, Seluruh lisensi dalam bentuk Limited Liability Company (LLC), Adanya spektrum bisnis yang luas mencakup konsultasi, jasa dan perdagangan, Peningkatan dan penurunan tingkatan lisensi dapat dilakukan, dan Visa dapat berlaku hingga 3 tahun.

d. Sharjah Research, Technology and Innovation Park (SRTI Park)

Beberapa fitur pada kawasan ini antara lain adalah pajak 0%, Kepemilikan sebesar 100%, Lisensi dengan biaya yang efektif, Akses pada talenta yang tersedia di universitas, 4)Kebebasan untuk merepatriasi modal dan keuntungan. Untuk operasional UMKM, SRTI Park memberikan beragam opsi dari co-working space hingga mekanisme inovasi berdasarkan kebutuhan usaha.

e. Dubai Production City (DPC)

Beberapa fitur kawasan ini antara lain adalah Fasilitas yang lengkap untuk produksi, tanah dapat disewa hingga 30 tahun, dan Jenis aktivitas perusahaan dapat mencakup pencetakan, layanan distribusi, serta logistik.

f. Fujairah Media Zone (FM Zone)/Creative City

Terdapat beberapa fitur yang memberikan dukungan khusus untuk UMKM seperti adanya 7 zona kreatif, memiliki obyektif untuk menarik klien lokal dan regional, menjamin hak kekayaan intelektual, dan berfokus pada usaha kecil dan freelance. Tidak hanya ekspor komoditas dan makanan, UMKM Indonesia dapat bergerak ke arah jasa penyiaran, digital, dan hiburan untuk memaksimalkan potensi FM Zone di UEA.

D. Pasar Retail

Selain kawasan ekonomi khusus, terkait pasar untuk barang konsumsi, UEA mengandalkan 2 jenis pasar yaitu grocery besar dan toko baqala. Saat ini diketahui bahwa terdapat 10 jenis toko grocery terbesar yang menjual produk konsumsi pada hypermarket, supermarket, express market, dan menjual secara daring. Berdasarkan survey yang dilakukan di Timur Tengah Magni et al (2015) menemukan bahwa Baqala masih menjadi pemain utama penjualan retail karena posisi yang baik di Masyarakat. Beberapa karakteristik Baqala adalah sebagai berikut:

a. Aspek kepercayaan konsumen: Penjual dapat memposisikan diri sebagai pihak yang dipercaya untuk dimintai saran oleh konsumen dalam hal pemilihan produk makanan dan minuman.

b. Aspek biaya operasional: Baqala dapat beroperasi dengan karyawan yang sedikit dan dibayar dengan biaya rendah. Beberapa contoh Baqala bahkan tidak meregistrasi jumlah karyawannya dan menggunakan biaya operasional umum pada level yang rendah.

c. Aspek pembayaran kredit: Baqala menyediakan sarana pembayaran kredit secara informal bagi lingkungan sekitar dan pelunasan dapat dilakukan ketika pembeli telah memperoleh pembayaran gaji pada akhir bulan.

d. Aspek pengantaran produk: Baqala dapat mengantar produk ke rumah pembeli secara langsung yang berlokasi dekat dengan Baqala

e. Aspek keragaman barang: Baqala menawarkan makanan-makanan khusus yang dijual berdasarkan latar belakang etnis daerah sekitar dan menarik bagi ekspatriat yang menjadi konsumen Baqala

Bank Dunia (2018) telah mengidentifikasi 3 faktor yang menjadi perilaku konsumen sektor retail di UEA sebagai berikut:

a. Produk harus dapat memberikan impresi bagi konsumen: untuk memperoleh loyalitas konsumen, produsen dan penjual dapat memberikan “pengalaman” bagi konsumen karena 65% konsumen mempunyai ekspektasi bahwa produk yang dikonsumsi terhubung secara personal bagi individu yang membeli suatu produk.

b. Produk mewah diminati konsumen: dengan populasi yang relatif memiliki GDP per kapita yang tinggi dibanding negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika, barang mewah menjadi produk yang tepat untuk dipasarkan di UEA.

c. Struktur demografi: walaupun hanya 27,8% konsumen UEA adalah perempuan, namun pengaruh perempuan sangat besar bagi konsumsi UEA. Sebagai contoh, 80% dari seluruh pembelian di Dubai adalah pembelian produk perempuan. Selain itu 88,5% populasi UEA adalah ekspatriat yang berasal dari 200 negara.

E. Standar Produk

Pemerintah UEA menekankan pentingnya lisensi sebagai importir yang dapat diperoleh dengan cara memperoleh lisensi perdagangan yang valid dari lembaga yang berwenang dan terdaftar pada departemen cukai UEA. Berdasarkan buku panduan ekspor dan impor UEA, terdapat 4 dokumen yang diperlukan agar barang dapat masuk ke wilayah UEA yaitu:

a. Commercial Invoice: merupakan dokumen yang ditujukan dari eksportir untuk importir dengan menjelaskan total kuantitas, deskripsi produk dan harga tiap barang yang masuk ke UEA.

b. Certificate of Origin: merupakan dokumen yang menyatakan asal barang dan disetujui oleh kamar dagang (chamber of commerce) negara pengirim

c. Detailed Packing List as per Weight: metode pengemasan dan kode HS untuk tiap barang harus dicantumkan pada proses pengiriman

d. Import Permit: dokumen ini dibutuhkan untuk impor atas barang yang dilarang untuk dikirim ke UEA.


Translation

UAE's Market Information

A. The United Arab Emirates (UAE) Economy

In terms of economics, the UAE is one of the largest economies in the Middle East. Based on the 2022 World Bank data comparing 19 Middle Eastern countries, the UAE ranks fourth in Gross Domestic Product (GDP) after Saudi Arabia, Israel, and Egypt, with a total of USD 358.868.765.170. In general, the GDP per capita of the UAE has decreased from USD 57,875 in 1999 to USD 37,497 by 2020.

B. The Market Potential of the UAE

In 2020, gold was the largest imported commodity for the UAE, accounting for 17.9% of total imports, followed by broadcasting equipment at 9.51%, refined oil at 4.27%, gems at 3.78%, and cars at 3.1%. The majority of imported goods and services came from 1) China (19.1% of total imports), 2) India (8.43% of total imports), 3) the USA (6.52% of total imports), 4) Saudi Arabia (4.3% of total imports), and 5) Germany (3.65% of total imports). From Southeast Asia, Vietnam, Thailand, and Singapore are the three largest exporting countries to the UAE. Some goods, services, and commodities still have potential for exports to the UAE, including: 1) Telephone devices with export potential worth USD 9.2 billion, 2) Data processing machines with export potential worth USD 4.1 billion, 3) Copper cathodes with export potential worth USD 1.4 billion, 4) Motorcycles with export potential worth USD 6.2 billion, and 5) Jewelry or precious metals with export potential worth USD 6.1 billion.

C. Market Characteristics of the UAE

Based on the Doing Business (DB) report conducted by the World Bank to objectively assess business regulations, the UAE received a DB score of 80.9 in 2020, securing the 16th position among 190 countries. The UAE shows strengths in scores related to business electricity access (100), ease of starting a business (94.8), property registration (90.1), and construction permit processes (89.8). However, lower scores were noted in areas such as obtaining credit (70) and international trade (74.1). Despite the relatively higher trade costs with the UAE compared to other Middle Eastern nations, the Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) is expected to be a breakthrough that can cut import expenses from other countries to the UAE and boost Indonesia's exports to the UAE, particularly those from Indonesian micro, small, and medium-sized enterprises (MSMEs).

A notable characteristic of the UAE is the presence of some free zones or free trade zones, facilitating trade with low export and import expenses. The first UAE free zone, Jebel Ali Free Zone, was established in 1985, and currently, there are 35 free zones across the UAE that are located near transportation hubs, thus minimizing the delivery time of goods (Government of the UAE, 2022). Each free trade zone offers unique advantages, such as:

a. Jebel Ali Free Zone (JAFZ)

Companies are allowed to have bank accounts in the UAE, become shareholders in free zones, operate as holding companies, and seek consultations from legal consultants, lawyers, accountants, and auditors.

b. Dubai Airport Free Zone

An important feature in this free zone is the availability of Smart Desks, designed to meet the needs of MSMEs and startups in initiating their businesses. The fees for these services are lower compared to the fees for larger enterprises, thus the operational costs are lower. The annual package, priced at AED 50,000, includes fully furnished office space, trade and service licenses, a visa for one employee, and complimentary WiFi. The office space rental is valid for two years and can be renewed annually. After two years, clients are required to upgrade their contract to the regular package.

c. International Free Zone Authority (IFZA)

IFZA provides various features, including the opportunity for 100% foreign ownership, no obligation for business owners to be present during the company formation process, all licenses are in the form of Limited Liability Companies (LLCs), a wide range of business activities including consulting, services, and trade, the flexibility to upgrade or downgrade license tiers, and visas with a validity period of up to 3 years.

d. Sharjah Research, Technology and Innovation Park (SRTI Park)

Some features of this zone include a 0% tax rate, full ownership rights, cost-effective licensing, access to talents available in the university, and the freedom to repatriate capital and profits. SRTI Park offers a wide range of options for MSMEs operations, from co-working spaces to innovative mechanisms based on business requirements.

e. Dubai Production City (DPC)

Some features of this zone include fully-equipped production facilities, the option to lease land for a period of up to 30 years, and the range of permitted company activities including printing, distribution services, and logistics.

f. Fujairah Media Zone (FM Zone)/Creative City

There are some features that provide specific support for SMEs, such as the presence of 7 creative zones, the objective to attract local and regional clients, guaranteeing intellectual property rights, and a focus on small businesses and freelancers. Not limited to commodities and food export, Indonesian MSMEs can explore areas like broadcasting, digital services, and entertainment to maximize the potential of the FM Zone in the UAE.

D. Retail Market

In addition to special economic zones, the UAE relies on two types of markets for the consumer goods market, which are large groceries and baqala stores. Currently, there are 10 largest groceries selling consumer products in hypermarkets, supermarkets, express markets, and through online platforms. Based on a survey conducted in the Middle East by Magni et al. (2015), it was found that Baqala is still a major player in retail sales due to its strong position in the community. Some characteristics of Baqala are as follows:

a. Consumer trust aspect: Sellers can position themselves as reliable sources for consumers seeking advice on selecting food and beverage products.

b. Operational cost aspect: Baqala can operate with a small number of employees paid at a low cost. Some Baqala stores do not even register the number of their employees and maintain general operational expenses at a low level.

c. Credit payment aspect: Baqala provides an informal credit payment facility for the local community and settlements can be made when the buyer receives their salary at the end of the month.

d. Product Delivery aspect: Baqala can deliver the products directly to the houses of nearby customers.

e. Product variety aspect: Baqala offers specialized food items influenced by the ethnic backgrounds of the local area, attracting the expatriate customers.

The World Bank (2018) has identified three factors that shape consumer behavior in the retail sector in the UAE, which are:

a. Products must impress the consumers: to gain consumer loyalty, producers and sellers can offer a unique “experience” because 65% of the consumers expect the products they purchase to have a personal connection.

b. Luxury products are favored by consumers: Considering the population's comparatively high GDP per capita compared to other countries in the Middle East and Africa, luxury goods are suitable to be marketed in the UAE.

c. Demographic structure: Although only 27.8% of consumers in the UAE are female, the impact of women is significant in UAE consumption. For instance, 80% of all purchases in Dubai are women's product purchases. Additionally, 88.5% of the UAE population consists of expatriates from 200 countries.

E. Product Standards

The UAE government highlights the importance of licensing for importers, which can be obtained by acquiring a valid trade license from an authorized and registered agency under the UAE Customs Department. According to the UAE export and import guidebook, there are four required documents for goods to enter the UAE territory:

a. Commercial Invoice: this is a document sent from the exporter to the importer, explaining the total quantity, product descriptions, and prices for each item entering the UAE.

b. Certificate of Origin: this is a document stating the origin of the goods and approved by the chamber of commerce in the exporting country.

c. Detailed Packing List as per Weight: the packing method and HS code for each item must be specified during the shipping process.

d. Import Permit: This document is required for importing items that are prohibited to be shipped to the UAE.

Most Popular