Informasi Pasar Tiongkok
Rangkuman Analisa Potensi Market Tiongkok bagi Produk UMKM Indonesia
December 7th, 2023
A. Potensi Produk
a. Rempah-Rempah
i. Pasar rempah (termasuk didalamnya bumbu atau spices and seasonings) dunia diperkirakan tumbuh (CAGR) sebesar 4,7% selama periode tahun 2020-2025. kawasan Asia-Pasifik juga mengalami pertumbuhan (CAGR) yang lebih tinggi sekitar 5,5%.
ii. Pasar Tiongkok untuk produk rempah selama dua dekade terakhir menunjukkan tren peningkatan dan diperkirakan akan akan terus bertumbuh sekitar 13% hingga tahun 2029.
iii. Beberapa produk yang sangat disukai berupa kemiri, jahe, lada hitam, cengkeh, kayu manis, dan kunyit.
b. Kopi
i. Berdasarkan data Trade Map, hanya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, Tiongkok naik dari negara importir kopi peringkat 23 dunia ke peringkat 15 di tahun 2021. Nilai impor kopi Tiongkok pada 2021 mencapai US$526,5 juta dengan pangsa 1,45% dari total impor kopi di seluruh dunia, masih terbatas meskipun meningkat 145% dari tahun sebelumnya.
ii. berdasarkan survey dari Deloitte dan Ali Research, meskipun konsumsi kopi per kapita di Tiongkok hanya menyentuh 9 cangkir per tahun, konsumsi kopi di kota-kota tingkat pertama dan kedua jauh lebih tinggi dari itu bahkan mencapai 300 cangkir per tahun, tampak dekat dengan pasar kopi yang mature di negara lain dan menandakan pasar Tiongkok masih potensial untuk dapat berkembang ke depan
iii. Chengdu -kota dengan konsumsi kopi terbesar ketiga di Tiongkok- satu kedai kopi dibuka per hari pada tahun 2020. Selain itu, Tiongkok saat ini memiliki lebih dari 5.400 toko Starbucks. Pesaing lokal, seperti Luckin Coffee, juga semakin memperluas wilayah mereka.
iv. kurang dari 1 dekade ke depan, permintaan kopi Indonesia oleh Tiongkok akan berada di atas 10% karena pergeseran gaya konsumsi kopi masyarakat Tiongkok ke level yang lebih premium.
v. jumlah konsumen kopi online di China pada tahun 2021 akan menjadi 1,5 kali lebih tinggi daripada pada tahun 2019. Pada 2021, China mengimpor 122,8 ribu ton biji kopi, dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 74%.
vi. Realisasi nilai impor kopi Indonesia oleh Tiongkok pada 2021 hanya mencapai US$14,861 juta atau pangsanya hanya 5% dari total impor kopi Tiongkok. Jika dibandingkan dengan ekspor kopi RI ke AS pada periode yang sama, yang mencapai US$194,815 juta, capaian pengiriman ke Tiongkok tersebut terpaut jauh.
vii. Berdasarkan 2022 Annual Coffee Survey di tiongkok kepada 17,000 penikmat kopi, ditemukan bahwa preferensi mayoritas pecinta kopi di Tiongkok adalah mengunjungi toko tertentu (43,69%) dan kafe di dekat rumah / perusahaan (26,46% / 26,20%), sementara proporsi toko serba ada dan takeaways sangat rendah (0,82% dan 2,84%).
c. Sarang Burung Walet
i. konsumsi sarang burung walet yang pertama sudah dimulai sejak Dinasti Tang (618 - 907 A.D) yang disajikan bagi kaisar Tiongkok. Sejak itu, manfaat sarang burung walet telah dicatat dalam berbagai kitab dan dikenal sebagai salah satu minuman terbaik dalam pengobatan tradisional Tiongkok selama periode terakhir dinasti Ming (1405 - 1433 M) dan awal dinasti Qing (1644 - 1911 M).
ii. Karena kelangkaannya, sarang burung walet dianggap sebagai simbol kekayaan. Selama berabad-abad, sarang burung walet telah dikonsumsi sebagai tonik kesehatan, mencerahkan kulit, mengurangi asma dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
iii. Sarang burung walet adalah salah satu produk hewani yang paling mahal dikonsumsi oleh manusia, dengan harga hingga sekitar USD 3.000 per pon (USD 6.600 /Kg).
d. Porang
i. Tanaman Porang mengandung protein, vitamin, dan kalori yang rendah, menjadikan tanaman ini sebagai produk makanan yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan.
ii. Porang ini juga dijadikan sebagai obat tradisional sejak Dinasti Liang, Song, Ming dan Qing. Tanaman ini memiliki fungsi kesehatan seperti detoksifikasi, meredakan pembengkakan, mencairkan dahak hingga mampu mengobati asma dan TBC.
iii. produk yang dihasilkan dari Porang terbagi menjadi tanaman porang, umbi porang, tepung porang dan keripik porang. Tepung Porang atau yang lebih banyak dikenal dengan Konjac Glucomannan (KGM) banyak dijadikan sebagai bahan baku atau zat addtivite pada industri makanan dan minuman. Sedangkan, meskipun keripik porang (konjac chips) tergolong sebagai produk pengolahan tradisional namun produk tesebut juga dapat digolongkan sebagai healthy food karena kaya akan nutrisi dan gizi.
iv. Selama periode 2017-2019, terlihat bahwa produk Porang Indonesia baik yang berupa umbi yang dikeringkan maupun tepung sangat menguasai pasar Tiongkok. Begitu pula untuk produk olahan yang berupa keripik baik yang diberikan pemanis gula, alkohol ataupun sejenisnya.
v. Berdasarkan data Kepabeanan Tiongkok, impor Umbi Porang (HS 0714.90) Tiongkok dari Dunia pada tahun 2021 mencapai USD 7,4 Juta atau meningkat 801% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar USD 0,811 Juta.
vi. Dari total USD 7,4 Juta impor porang Tiongkok di tahun 2021, Indonesia menyumbang USD 6,12 juta atau dengan pangsa sebesar 84%. Saingan terdekat Indonesia adalah Thailand yang mengekspor USD 1 Juta atau dengan pangsa sebesar 15%.
e. Makanan Olahan
i. Impor dari berbagai Negara ke Tiongkok untuk produk Bread, Biscuits, Wafers, Cakes & Pastries mengalami peningkatan hingga tahun 2019.
ii. Ketersediaan kemasan kecil untuk produk Bread, Biscuits, Wafers, Cakes & Pastries akan meningkatkan on-the-go consumption.
iii. biskuit di aneka kemasan kotak sering diberikan berbagai bentuk hadiah pada acara-acara meriah sehinga itu menarik perhatian para konsumen. Biskuit yang dikemas maupun tidak dikemas berlaku di Tiongkok.
iv. produk HS 1904 (Prepared Foods from Swelling or Roasting Cereals or Products) atau keripik juga potensial untuk dikembangkan mengingat Indonesia memiliki sumber daya pertanian yang melimpah guna pengembangan produk makanan ringan.
v. perkembangan perdagangan keripik Indonesia selama 5 tahun terakhir (2017 - 2021) cukup berfluktuasi namun secara rerata masih mampu tumbuh sebesar 34,5%.
B. Sertifikasi
a. Rempah-Rempah
i. Pemerintah Tiongkok menerapkan persyaratan awal untuk mengekspor produk baik consumer good maupun produk input antara dalam bentuk bulk yaitu eksportir diwajibkan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu sebelum mengekspor produknya.
ii. Produk rempah menjadi salah satu produk impor, dimana eksportir produk tersebut diwajibkan tercatat dalam Registration Systems of Imported Food and Cosmetic Importers and Exporters (http://ire.customs.gov.cn/) atau pada platform bea cukai (http://online.customs.gov.cn/) dibawah kewenangan General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC).
iii. eksportir tersebut dianggap memenuhi persyaratan pendaftaran maka akan terdaftar di website China Certification and Accreditation Administration (CNCA) yaitu http://www.cnca.gov.cn/bsdt/ywzl/jkspjwscpqzc/. berlaku selama 4 tahun dan dapat diperpanjang.
b. Kopi
i. Surat Keterangan Asal
ii. Surat keterangan sehat dari negara asal
iii. Tabel Analisis Komposisi
iv. Label berbahasa Cina dan/atau Inggris
v. Sertifikat Karantina
c. Sarang Burung Wallet
i. produk cubilose (bird nest) menjadi salah satu produk dimana eksportir produk tersebut diwajibkan oleh General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) mengimplementasikan Registration of Overseas Food Manufacturing Facilities untuk mendaftar terlebih dahulu sehingga dapat memegang izin/sertifikat ekspor ke Tiongkok.
ii. Eksportir produk sarang burung walet juga harus memenuhi standar dan persyaratan yang tertuang dalam Food Safety Law 2015 yang bertujuan untuk memberikan tanggung jawab kepada produsen maupun pedagang untuk menyediakan produk impor yang aman bagi konsumen Tiongkok.
iii. Quarantine Inspection Permit (QIP), eksportir/importir harus mengajukan izin inspeksi tersebut untuk setiap volume produk yang diimpor, dimana izin tersebut berlaku selama enam bulan.
iv. Ceritificate of Origin (COO) merupakan sertifikat yang berisi dokumen yang dikeluarkan oleh otoritas pemerintah dari negara eksportir atau kamar dagang/asosiasi industri/produsen.
v. Cerificate Phytosanitary, sertifikat ini diperlukan untuk memperkuat admnistrasi pemeriksaan dan persetujuan produk (tumbuhan/hewan) yang dikarantina untuk mencegah penularan parasit/hama/gula yang berbahaya yang akan memasuki Tiongkok.
vi. Pada produk bird nest (termasuk sarang burung walet yang diekspor ke Tiongkok), dimana eksportir juga membutuhkan sertifikat Radio Frequency Indentification (RFID).
d. Porang
i. Produk Keripik Porang bukan tergolong kategori produk yang dilarang, dibatasi atau membutuhkan surat izin tertentu, namun perusahaan eksportir masih harus memenuhi beberapa regulasi, seperti:
1. The Food Safety Laws;
2. The Law on Farm Product Quality and Safety;
3. The Consumer Rights Protection Laws;
4. The Law on the Inspection of Import And Export Commodity; dan
5. The Law on the Entry and Exit Plant And Animal Quarantine.
e. Makanan Olahan
i. Impor barang tertentu memerlukan lisensi impor dari Kementerian Perdagangan.
ii. General Administration of Quality Supervision, Inspection, and Quarantine (AQSIQ) menetapkan persyaratan ketat, terutama untuk produk terkait food safety.
iii. Perusahaan eksportir di Indonesia harus registrasi di Certification and Accreditation Administration (CNCA).
C. Aturan-Aturan
a. Rempah-Rempah
i. eksportir rempah wajib mendaftarakan secara online setiap pengiriman produk ke State Administration for Market Regulation (SAMR) untuk keperluan pelacakan.
ii. mempersiapkan dokumen karena dokumen tersebut akan ditinjau setelah pengirimanan sampai ke pelabuhan impor Tiongkok. Informasi terkait perusahaan; Informasi terkait produk yang diekspor; Safety compliance declaration (untuk menyakinkan produk telah memenuhi standar spesifik); Commercial invoice; Rincian daftar kemasan; Bill of lading; Sertifikat ekspor dari negara asal; Sertifikat higenitas/kesehatan (atau Phytosanitary Certificate untuk produk pertanian), Cerificate of free sale; Sampel dari label asli; Sampel dari label berbahasa Chinese; dan Inspection certificate yang dikeluarkan oleh SAMR.
iii. eksportir rempah harus memperhatikan registrasi merk dagang (trademark) karena Tiongkok hanya mengakui merk dagang yang telah terdaftar dalam yuridiksinya mengikuti sistem first-to-file. Perusahaan eksportir disarankan untuk mengajukan aplikasi pendaftaran merk dagang tersebut ke kantor National of Intellectual Property Administration (CNIPA).
iv. harus memberikan informasi mengenai produk dengan menggunakan huruf Tiongkok (simplified Chinese). Ukuran huruf, simbol dan angka tidak boleh lebih kecil dari 1,8 mm. Aturan label harus sesuai dengan aturan dalam Food Safety Law tahun 2015 dan disetujui oleh China’s Service of Inspection and Quarantine (CIQS). Jika label produk mendapatkan suatu penghargaan, importir tersebut harus menyediakan sertikasi yang membuktikan penghargaan tersebut.
v. Label produk rempah yang diimpor harus memiliki informasi yaitu Nama standar produk; Daftar komposisi bahan dalam persentase; Nama ilmiah dan zat aditive yang digunakan; Berat bersih; Nama, alamat dan kontak informasi dari manufaktur, agen, produsen dan distributor; Nomor lisensi produksi, dan Tanggal produksi.
b. Kopi
i. Menandatangani kontrak dengan buyer
ii. Pengarsipan pengirim (sender) dan penerima biji kopi (consignees)
iii. Pengiriman luar negeri ke China
iv. Pra-verifikasi materi deklarasi
v. Switch bill of lading setelah barang tiba di pelabuhan
vi. Deklarasi pabean dan inspeksi biji kopi.
c. Sarang Burung Walet
i. Tiongkok menyetujui tingkat nitrit yang terkandung pada sarang burung walet tidak boleh melebih 30 parts per million (ppm).
ii. Pemerintah Tiongkok menerapkan persyaratan awal untuk mengekspor produk baik consumer good maupun produk input antara dalam bentuk bulk yaitu eksportir diwajibkan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu sebelum mengekspor produknya.
iii. GACC mengeluarkan “Guidance for Completing the Customs Declaration Forms for the Import and Export of Goods” (GACC Public Notice [2018] 60); “Format of Filling the “Customs Declaration Form of Imported and Exported Goods”; “Recordation Lists of Entry and Exit Goods” (GACC Public Notice [2018] 61); dan “Format of Electronic Application Form for Custom Declaration of Import and Export of Goods” (GACC Public Notice [2018] No.67).
iv. Eksportir dan importir produk sarang burung walet di Tiongkok juga harus mengarsipkan catatan dan men-submit-nya pada link http://ire.customs.gov.cn/ untuk membebaskan produk yang diimpornya dari bea cukai
d. Porang
i. Ukuran huruf, simbol dan angka tidak boleh lebih kecil dari 1.8 mm. Informasi dalam label juga bisa menggunakan bahasa lain namun ukurannya tidak boleh lebih besar dibandingkan ukuran huruf, simbol atau angka yang menggunakan karakter Tiongkok.
ii. Aturan label harus sesuai dengan aturan dalam Food Safety Law tahun 2015 dan disetujui oleh China’s Service of Inspection and Quarantine (CIQS). Importir harus menyediakan versi cetak dan digital dari label berbahasa Tiongkok, serta copy label original dalam bahasa Inggris.
iii. Aturan National Food Safety Standards berlaku baik untuk produk lokal maupun impor. Ketentuan mengenai masuknya komoditas impor telah diatur dan ditetapkan oleh GACC. Badan pemerintahan ini akan mengeluarkan ijin masuknya produk yang diimpor ke pasar Tiongkok.
e. Makanan Olahan
i. Tiongkok tidak memberlakukan tambahan tarif impor untuk produk wafer asal Indonesia dan negara ASEAN.
ii. Pajak pertambahan nilai (VAT) sebesar 16% dikenakan pada produk impor ke Tiongkok.
iii. Negara non-FTA/MFN anggota WTO dikenai tambahan tarif rata-rata 10%.
iv. Tidak ada pembatasan kuota impor, namun ada aturan khusus untuk 15 kawasan perdagangan bebas.
v. Tarif dagang tambahan 0%, namun pajak pertambahan nilai sebesar 13-15% dan tarif impor untuk produk keripik dari Indonesia dan ASEAN ke Tiongkok tidak memiliki pembatasan kuota. Peraturan ini ditujukan untuk untuk komoditas keripik.
D. Preferensi Masyarakat
a. Rempah-Rempah
i. Makanan lokal yang bahannya dapat memakai rempah – rempah dan bumbu Indonesia antara lain; malatang, malaxiangguo, hotpot / huoguo / steamboat, suancaiyu / ikan sayur asam, laziji / ayam potong pedas, mapo tofu / tahu pedas, yutou/ kepala ikan, kaoquanyang / kambing guling, dapanji / ayam pedas khas xinjiang, dan makanan lain sebagainya.
ii. Masyarakat Tiongkok mengolah beberapa rempah seperti cengkeh, kayu manis dan rempah lainnya (star anise, andaliman fennel seeds) menjadi bumbu khas yang disebut five-spice powder (ngo hiong) yang dapat digunakan sebagai bumbu ideal untuk makanan daging seperti ayam, bebek, ikan atau udang.
iii. Rempah juga banyak digunakan sebagai obat herbal. Terlebih Tiongkok juga dikenal sebagai negara yang sudah sejak lama mengembangkan Traditional Chinese Medicine (TCM) atau obat herbal sejak Dinasti Ming (1152-1578) hingga saat ini.
iv. Paket bumbu lengkap juga banyak dicari oleh konsumen Tiongkok yang tertarik untuk mencoba memasak menu makanan dari negara lain. Tren pasar yang demikian menjadikan penjualan paket bumbu yang ready-to-use di pasar Tiongkok mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
b. Kopi
i. pangsa penjualan kopi di Tiongkok dari tahun 2016-2021 secara online meliputi:
1. Kopi instan dan minuman kopi yang menyumbang sebagian besar penjualan kopi online dengan pangsa 73% dari total pertumbuhan,
2. Kopi bubuk (biji kopi dan kopi kapsul) yang memiliki potensi peningkatan pasar dengan pangsa 22% dari total pertumbuhan, serta
3. Ready to drink coffee (canned coffee dan bottled coffee) dengan pangsa 5%.
ii. Tiongkok menyukai cita rasa kopi Indonesia yang memiliki sensasi manis juga cita rasa kacang-kacangan/herbal/flowery (mirip dengan aroma teh) sehingga saat ini Kopi Flores Bajawa menjadi pilihan.
c. Sarang Burung Walet
i. Selama beberapa tahun terakhir, konsumsi sarang burung walet di Tiongkok mengalami transisi dari makanan istimewa yang dikonsumsi oleh wanita menjadi makanan yang cocok untuk segala usia.
ii. tahun 2019 lebih dari 60 persen pembelian sarang burung malalui JD.com, marketplace e-commerce terbesar kedua di Tiongkok, dilakukan oleh orang-orang yang berusia antara 16 dan 35 tahun.
iii. diperkirakan hanya 5% masyarakat Tiongkok yang mengetahui sarang burung walet berasal dari Indonesia, walaupun Indonesia adalah negara utama penyuplai sarang burung walet di pasar Tiongkok sejak 2015 hingga 2020. Diperlukan strategi branding agar produk sarang burung walet dapat terus dikenal di Tiongkok.
iv. banyak produk makanan dan minuman di Tiongkok di beri bahan sarang burung walet, misalnya kopi, kerupuk, dan mooncake.
v. Trader/aggregator memiliki persepsi bahwa produk sarang burung walet yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
d. Porang
i. penggunaan tanaman porang pada industri farmasi di Tiongkok juga digunakan dalam bentuk selulosa larut untuk mencegah atau mengobati hiperlipidemia, penyakit jantung koroner, diabetes dan obesitas.
ii. Porang juga dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak dan industri kosmetik. Tren gaya hidup sehat juga berpengaruh berdampak pada peningkatan produk pangan yang sehat dan bergizi, salah satunya keripik porang.
iii. Di Tiongkok seperti Jintai Industrial, Konson Konjac, Hubei Yizhi Konjac Biotechnology dan Baoji Konjac Chemical, belum mampu memenuhi kebutuhan domestik. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Tiongkok juga melakukan impor produk porang salah satunya adalah keripik porang.
e. Makanan Olahan
i. Produk biskuit yang tidak dikemas sangat menarik konsumen dengan harga satuan yang sangat rendah, berbagai pilihan dan kebebasan dalam pencampuran dengan harga unit yang sama dengan membayar berat. Penjualan biskuit yang tidak dikemas sangat besar di wilayah seperti Tengah dan Barat Laut Tiongkok.
ii. Produk Indonesia oleh masyarakat Tiongkok dianggap sebagai produk yang berkualitas dan diminati. Produk Indonesia dianggap sebagai produk impor yang memiliki kelas tersendiri dan tidak dipandang sebelah mata. Berbeda dengan produk dari Malaysia dan Vietnam.
iii. Sebagian besar masyarakat Tiongkok telah mengetahui bahwa Indonesia dapat menghasilkan produk wafer. Hal tersebut menjadi peluang bagi dunia usaha produk wafer dalam memasuki pasar Tiongkok yang sangat menjanjikan.
iv. Konsumen Tiongkok sangat memperhatikan faktor kesehatan dengan banyaknya kasus terkait keamanan pangan dan kegemukan.
v. Masyarakat Tiongkok yang gemar belanja online, maka guna memperluas pemasaran ini maka e-commerce merupakan strategi yang sangat tepat. Indonesia menjadi negara produsen Keripik yang menjadi incaran banyak negara lain.
=================================================================================
Summary of Analysis on the Market Potential in China for Indonesian MSME Products
A. Potential Product
a. Spices
i. The global spice market (including seasonings and spices) is projected to grow (CAGR) by 4.7% from 2020 to 2025. The Asia-Pacific region is also experiencing a higher growth rate (CAGR) by approximately 5.5%.
ii. There has been a rising trend in the Chinese market for spice products over the last two decades and it is projected to keep growing for around 13% until 2029.
iii. Among the highly favored products are candlenuts, ginger, black pepper, cloves, cinnamon, and turmeric.
b. Coffee
i. According to Trade Map data, within just a 5-year period, China rose from being the 23rd largest global importer of coffee to the 15th position in 2021. China’s import value of coffee reached US$ 526.5 million in 2021, making up 1.45% of the total global coffee imports. Despite a significant 145% increase from the previous year, this percentage is still relatively modest.
ii. According to a survey by Deloitte and Ali Research, despite the per capita coffee consumption in China reaching only 9 cups per year, the coffee consumption in first and second-tier cities is significantly higher, even reaching up to 300 cups per year. This is close to the consumption levels observed in mature coffee markets in other countries, indicating that the Chinese market still has the potential for growth in the future.
iii. Chengdu, ranking as the third-largest consumer of coffee in China, experienced the opening of one coffee shop each day in 2020. Furthermore, China currently has over 5,400 Starbucks stores. Local competitors, such as Luckin Coffee, are also expanding their presence.
iv. Within the next decade, the demand for Indonesian coffee in China is expected to exceed 10%, driven by the shift of Chinese population's preference for more premium coffee.
v. The number of online coffee consumers in China is expected to be 1.5 times higher in 2021 compared to 2019. In 2021, China imported 122.8 thousand tons of coffee beans, showing a year-on-year growth of 74%.
vi. The actual import value of Indonesian coffee by China in 2021 was only US$ 14.861 million, or equal to just 5% of China's total coffee imports. This performance is notably lower if compared to Indonesia's coffee exports to the US during the same period, which amounted to US$ 194.815 million.
vii. Based on the 2022 Annual Coffee Survey in China involving 17,000 coffee enthusiasts, it was revealed that the majority coffee lovers in China prefer visiting specific coffee shops (43.69%) and cafes near their houses or workplaces (26.46% / 26.20%), while the percentage of convenience stores and takeaways is very low (0.82% and 2.84%).
c. Edible bird’s nest
i. The consumption of edible bird’s nest began since the Tang Dynasty (618 - 907 A.D), where it was served to the Chinese emperors. Since then, the benefits of edible bird’s nest have been documented in various books and known as one of the finest beverages in traditional Chinese medicine during the last period of Ming Dynasty (1405 - 1433 A.D) and the early Qing Dynasty (1644 - 1911 A.D).
ii. Due to its scarcity, edible bird’s nest is considered a symbol of wealth. For centuries, edible bird’s nest has been consumed as a health tonic, promoting skin radiance, relieving asthma, and boosting the immune system.
iii. Edible bird's nest is one of the most expensive animal products consumed by humans, priced at around USD 3,000 per pound (USD 6,600 per kilogram).
d. Konjac
i. Konjac plant contains protein, vitamins, and low calories, making it a nutritious and good food for health.
ii. Konjac has also been used as a traditional medicine since the Liang, Song, Ming, and Qing Dynasties. Its health benefits include detoxification, reducing swelling, reducing phlegm, and treating asthma and tuberculosis (TB).
iii. The products derived from konjac include konjac plants, konjac tubers, konjac flour, and konjac chips. Konjac Glucomannan (KGM), known as konjac flour, is widely used as a raw material or additive in the food and beverage industry. While konjac chips (konjac chips) are considered a traditional processed product, they also fall under the category of healthy food due to their richness in nutrients.
iv. From 2017 to 2019, it was observed that Indonesian konjac products, including dried tubers and flour, significantly dominated the Chinese market. The same trend applied to processed products like chips sweetened with sugar, containing alcohol, or similar additives.
v. According to Chinese Customs data, China's imports of konjac tubers (HS 0714.90) from worldwide sources reached USD 7.4 million in 2021, marking an 801% rise compared to the previous year, which was only USD 0.811 million.
vi. Out of the total USD 7.4 million in konjac imports by China in 2021, Indonesia contributed USD 6.12 million or equal to an 84% share. Indonesia's closest competitor was Thailand, which exported USD 1 million, accounting for a 15% share.
e. Processed Food
i. The import of various products such as bread, biscuits, wafers, cakes & pastries to China increased until 2019.
ii. The availability of small packaging for bread, biscuits, wafers, cakes & pastries products will boost on-the-go consumption.
iii. Biscuits packaged in various types of boxes are often given as gifts during festive occasions, attracting the consumers. Whether they are packaged or not, biscuits are popular in China.
iv. The HS 1904 product category (Prepared Foods from Swelling or Roasting Cereals or Products), such as chips, has the potential for development, considering Indonesia's abundant agricultural resources for the expansion of snack products.
v. The trade of Indonesian chips has experienced fluctuations over the past 5 years (2017-2021), but it has maintained an average growth of 34.5%.
B. Certification
a. Spices
i. The Chinese government implements initial prerequisites for exporting products, both consumer goods and input goods in bulk. Exporters must register first before exporting their products.
ii. Spices are among the imported products, and exporters of these products must be registered on the Registration Systems of Imported Food and Cosmetic Importers and Exporters (http://ire.customs.gov.cn/) or on the customs platform (http://online.customs.gov.cn/) under the authority of the General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC).
iii. If the exporter meets the registration requirements, they will be listed on the China Certification and Accreditation Administration (CNCA) website at http://www.cnca.gov.cn/bsdt/ywzl/jkspjwscpqzc/. This registration is valid for four years and can be extended.
b. Coffee
i. Certificate of Origin
ii. Health Certificate from the country of origin
iii. Composition Analysis Table.
iv. Label in Chinese and/or English
v. Quarantine Certificate
c. Edible Bird’s Nest
i. Cubilose (edible bird’s nest) products are among the products for which exporters are required by the General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) to implement the Registration of Overseas Food Manufacturing Facilities. This registration is necessary for obtaining an export permit/certificate to China.
ii. Exporters of edible bird’s nest products must meet the standards and requirements in the 2015 Food Safety Law. The objective of this law is to
ensure that both producers and traders are providing safe imported products for Chinese consumers.
iii. Quarantine Inspection Permit (QIP), Exporters or importers must submit a request for a QIP for each volume of imported products, and this permit remains valid for six months.
iv. The Certificate of Origin (COO) is a document issued by the government authority of the exporting country or by the chamber of commerce, industry association, or manufacturer.
v. The Phytosanitary Certificate, this certificate is required to strengthen the administration of inspections and approvals for quarantined products (plants/animals) to prevent the transmission of harmful parasites/pests/diseases into China.
vi. For bird’s nest products (including bird’s nest exported to China), exporters also require a Radio Frequency Identification (RFID) certificate.
d. Konjac
i. Konjac chips products are not classified as prohibited or restricted items, and they do not require specific permits. However, exporting companies still need to comply with some regulations, which are:
1. The Food Safety Laws;
2. The Law on Farm Product Quality and Safety;
3. The Consumer Rights Protection Laws;
4. The Law on the Inspection of Import and Export Commodity; and
5. The Law on the Entry and Exit Plant and Animal Quarantine.
e. Processed Food
i. The import of specific goods requires an import license from the Ministry of Trade.
ii. The General Administration of Quality Supervision, Inspection, and Quarantine (AQSIQ) imposes strict requirements, particularly for food safety related products.
iii. Export companies in Indonesia must complete registration on the Certification and Accreditation Administration (CNCA).
C. Regulations
a. Spices
i. Exporters of spices must complete online registration for every product shipment on the State Administration for Market Regulation (SAMR) for tracking purposes.
ii. Preparing relevant documents because these documents will be reviewed upon the product's arrival at the Chinese import port. The relevant information includes company details; information related to the exported products; safety compliance declaration (to ensure the product meets specific standards); commercial invoice; detailed packaging list; Bill of lading; export certificate from the country of origin; hygienic/health certificate (or Phytosanitary Certificate for agricultural products); Certificate of Free Sale; samples of the original label; samples of the label in Chinese; and an inspection certificate issued by SAMR.
iii. Spice exporters should pay attention to trademark registration since China only acknowledges trademarks registered within its jurisdiction, following the first-to-file system. Exporting companies are advised to submit trademark registration applications to the National Intellectual Property Administration (CNIPA) office.
iv. Must provide product information using simplified Chinese characters. The font size for letters, symbols, and numbers should not be smaller than 1.8 mm. Label regulations must comply with the rules in the Food Safety Law of 2015 and be approved by China’s Service of Inspection and Quarantine (CIQS). If the product label receives an award, the importer must provide certificate proving the award.
v. The labels of imported spice product must include information such as the product standard name; list of ingredients with percentages; the scientific names and additives used; net weight; name, address, and contact information of the manufacturer, agent, producer, and distributor; production license number; and production date.
b. Coffee
i. Signing a contract with the buyer.
ii. Archiving the sender and the receiver of coffee beans (consignees).
iii. International shipping to China.
iv. Pre-verification of materials declaration.
v. Switching the bill of lading after the goods arrive at the port.
vi. Customs declaration and inspection of coffee beans.
c. Edible bird’s nest
i. China has approved that the nitrite content in edible bird's nest should not exceed 30 parts per million (ppm).
ii. The Chinese government imposes initial requirements for exporting both consumer goods and input goods in bulk. Exporters must complete registration before shipping their products.
iii. GACC issues “Guidance for Completing the Customs Declaration Forms for the Import and Export of Goods” (GACC Public Notice [2018] 60); “Format of Filling the “Customs Declaration Form of Imported and Exported Goods”; “Recordation Lists of Entry and Exit Goods” (GACC Public Notice [2018] 61); and “Format of Electronic Application Form for Custom Declaration of Import and Export of Goods” (GACC Public Notice [2018] No.67).
iv. Exporters and importers of edible bird’s nest products in China should also archive the records and submit them through this link http://ire.customs.gov.cn/ to exempt their imported products from customs duty.
d. Konjac
i. The font size for letters, symbols, and numbers should not be smaller than 1.8 mm. Information on the label can also be in other languages, but its size should not exceed the information in the Chinese characters.
ii. Label regulations must comply with the rules in the Food Safety Law of 2015 and be approved by China’s Service of Inspection and Quarantine (CIQS). Importers must provide both printed and digital versions of labels in Chinese, as well as a copy of the original label in English.
iii. The regulation of National Food Safety Standards applies to both local and imported products. Rules regarding the entry of imported commodities have been regulated and set by GACC. This government agency will issue permits for the entry of imported products into the Chinese market.
e. Processed Food
i. China does not impose additional import tariffs on wafer products from Indonesia and ASEAN countries.
ii. A value-added tax (VAT) of 16% is applied to imported products in China.
iii. Non-FTA/MFN countries but members of WTO are subject to an additional average tariff of 10%.
iv. There is no import quota restriction, but there are specific rules for 15 free trade zones.
v. There is no additional trade tariff (0%), but there is a value-added tax (VAT) of 13-15%. Import tariffs for chips products from Indonesia and ASEAN to China do not have import quotas. This regulation specifically applies to chips commodities.
D. Consumer Preferences
a. Spices
i. Local dishes that can use Indonesian spices and seasonings include malatang, malaxiangguo, hotpot/huoguo/steamboat, suancaiyu/hot and sour fish with picked vegetables, laziji/spicy chicken, mapo tofu/spicy tofu, yutou/fish head, kaoquanyang/roasted mutton, dapanji/spicy chicken from Xinjiang, and other similar dishes.
ii. The Chinese community uses various spices like cloves, cinnamon, and other spices (star anise, andaliman fennel seeds) into a special seasoning called five-spice powder (ngo hiong) that can be used as an ideal seasoning for meat dishes such as chicken, duck, fish, or shrimp.
iii. Spices are also widely used as herbal remedies, particularly in China, a country known for its tradition of developing Traditional Chinese Medicine (TCM) or herbal medicine, since the Ming Dynasty (1152-1578) until the present day.
iv. Complete spice packages are also in high demand among Chinese consumers who are interested in trying to cook dishes from other countries.
This market trend has led to a significant increase in the sales of ready-to-use spice packages in the Chinese market.
b. Coffee
i. The share of online coffee sales in China from 2016 to 2021 includes:
1. Instant coffee and coffee beverages play a dominant role in online coffee sales, contributing to 73% of the total growth,
2. Ground coffee (coffee beans and coffee capsules) shows market potential by contributing to 22% of the overall growth, and
3. Ready to drink coffee (canned coffee and bottled coffee) with a 5% share.
ii. China has preference for the sweet, nutty, herbal, and flowery taste (similar to tea aromas) found in Indonesian coffee. This has led to the popularity of Kopi Flores Bajawa in the Chinese market.
c. Edible bird’s nest
i. Over the past few years, the consumption of edible bird’s nest in China has shifted from being a specialty food enjoyed by women to becoming a food suitable for people of all ages.
ii. In 2019, more than 60 percent of edible bird’s nest purchases through JD.com, the second-largest e-commerce marketplace in China, were made by individuals aged between 16 and 35 years old.
iii. It is estimated that only 5% of the Chinese population is aware that edible bird’s nest originates from Indonesia, despite Indonesia being the main supplier of edible bird’s nest in the Chinese market from 2015 to 2020. A branding strategy is needed to ensure recognition of edible bird’s nest products in China.
iv. Edible bird’s nest is used in a variety of food and beverage products in China, such as coffee, crackers, and mooncakes.
v. Traders/aggregators believe that Indonesia's edible bird’s nest products are one of the best in the world.
d. Konjac
i. In the Chinese pharmaceutical industry, konjac plants are utilized in the form of soluble cellulose to prevent or treat conditions such as hyperlipidemia, coronary heart disease, diabetes, and obesity.
ii. Konjac can also be utilized as raw material for livestock feed and the cosmetic industry. The trend towards a healthy lifestyle has also contributed to the increase in the demand for healthy and nutritious food products, including konjac chips.
iii. In China, companies like Jintai Industrial, Konson Konjac, Hubei Yizhi Konjac Biotechnology, and Baoji Konjac Chemical have not been able to meet domestic demand. To address this issue, China also imports konjac products, including konjac chips.
e. Processed Food
i. Unpackaged biscuit products attract consumers because of their low prices, diverse choices, and the option to mix different varieties at the same price, given that they are paid based on the weight. The significant sales of unpackaged biscuits are found in areas like Central and Northwest China.
ii. Indonesian products are considered by the Chinese population as high-quality and favorable. Indonesian products are considered as premium items, unlike products from Malaysia and Vietnam.
iii. Many Chinese consumers are aware that Indonesia has the capacity to produce wafer products. This presents an opportunity for wafer businesses to enter the promising Chinese market.
iv. Chinese consumers pay significant attention to health factors due to various incidents related to food safety and obesity.
v. With a strong preference for online shopping among the Chinese population, employing e-commerce becomes a suitable strategy to expand the market. Indonesia, recognized as a producer of chips, attracts interest from other countries.
